topbella

Tuesday, September 14, 2010

Teriakan sang gadis untuk yang berhati kecil

Entah apa yang ada dipikiran si gadis..
Ia hanya menatap terpaku pada hiruk pikuk dunia..
Membiarkan kulitnya tersengat aroma pemanasan akibat ulah jari-jari tangan lainnya..
Membaui kepulan gas toksin dari bibir-bibir knalpot dunia..

Yang ia ingat, ini bukan dunia yang ia inginkan..
Bukan negeri dalam dongeng yang sering terlintas dalam mimpinya..
Mimpi yang sering dibuyarkan,lagi-lagi oleh kebisingan dunia..

Bocah,remaja bahkan paruh baya itu seolah terlarut dalam ceremony..
Membakar uang yang sudah mengganti pakaiannya menjadi petasan dan kembang api..

Tak ingin munafik,
Sang gadis pun dahulunya pernah menjadi bagian dari lantunan ledakan itu..
Tapi itu dulu teman, dan pun tak pernah berlebihan..
Yang ia sayangkan, mereka yang membakar ratusan ribu rupiah tapi tak pernah bersedekah..
Yang ia sedihkan, mereka yang bersenang-senang tanpa melihat bahwa ada tetangganya yang kelaparan di malam lebaran..
Ya Rabb, dimanakah perasaan para insan ini ?

Kembali lagi si gadis tertunduk,
Ia malu karena ia hanya bisa menggerutu dalam hati..
Hanya bisa berteriak di dalam tempurung otak..
Ia tak mampu mengobarkan betapa ia amat membenci para rakyatvora (pemakan harta rakyat)..
Ia tak berdaya untuk memperbaiki segala yang sudah terlanjur membusuk..
Ia malang..

Terlalu kecilkah hati kita untuk merasakan penderitaan nyawa-nyawa lainnya ?
Mereka juga layak hidup mapan, teman..

0 komentar:

Post a Comment

About Me

My Photo
Miyoko Hirohata
Banda Aceh, NAD, Indonesia
Imperfection
View my complete profile
 
Ruang Kata© Designed by: Compartidisimo